Senin, 30 Desember 2013



1.      Ciri-ciri Sesar Naik, Turun dan Geser


  Sesar atau fault adalah rekahan yang mengalami geser-geseran yang jelas. pergeseran dapat berkisar dari beberapa milimeter sampai ratusan meter dan panjangnya dapat mencapai beberapa desimeter hingga ribuan meter. sesar dapat terjadi pada segala jenis batuan. akibat terjadinya pergeseran itu, sesar akan mengubah perkembangan topografi, mengontrol air permukaan dan bawah permukaan, merusak stratigrafi batuan dan sebagainya.
Ada beberapa tipe sesar, diantaranya :
  • Sesar normal
  • Sesar naik (thrust fault)/translasi
  • Sesar geser(strike-slip or transform, or wrench fault)


Sesar Normal
Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.

Sesar Naik / Translasi

Sesar ini mengalami pergeseran sepanjang garis lurus. Biasanya Hanging wall relatif naik terhadap foot wall, dengan kemiringan bidang sesar besar. Umumnya sesar normal dan sesar naik pergerakannya hanya vertikal, jadi sering disebut sebagai sesar dip-slip.
Sesar mendatar
Pergerakan dari sesar ini horizontal. Sesar mendatar ditentukan dengan menghadap bidang sesar, bila bidang didepan bergerak kekiri seperti diagram disebut mendatar sinistal, dan sebaliknya sesar mendatar dekstral.
Ciri-ciri Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta adalah sesar yang terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.
Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain
a. adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
b. adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c. kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
d. kenampakan khas pada zona sesar, seperti seretan (drag), breksi sesar, horses, atau slices, milonit.
e.silisifikasi dan mineralisasi sepanjang zona sesar.
f. perbedaan fasies sedimen.
g. petunjuk fisiografi, seperti gawir (scarp), scarplets (piedmont scarp), triangular facet, dan terpotongnya bagian depan rangkaian pegunungan structural.
Kenampakan-kenampakan tersebut tidak harus semua tampak di lapangan sebagai syarat adanya sesar. Beberapa kenampakan diantaranya yang tampak di lapangan sudah dapat digunakan untuk menentukan adanya sesar di lokasi tersebut.
Patahan, baik yang terjadi di bawah permukaan maupun di bawah bumi yang cukup dalam, mempunyai banyak manfaat.
-   terjadinya jebakan atau daerah tempat terakumulasinya minyak bumi. Akibat tertutup patahan, minyak bumi tidak bisa mengalir ke tempat dengan tekanan lebih rendah. Jebakan bisa ditemukan lewat eksplorasi dengan cara seismik. Salah satu daerah yang terkenal dengan jebakan seperti ini adalah daerah Kutai, Kalimantan.
-   eksploitasi pertambangan menjadi mudah karena adanya patahan. Bila di suatu daerah terdapat tambang batu bara dan di salah satu sisi terjadi patahan, pola lapisan batu bara akan semakin terlihat. Tambang batu bara seperti ini ada di Australia.
-   bidang pertanian, terutama di pegunungan kapur selatan. Misalnya, di Kecamatan Besuki, Campurdarat, atau Pakel dan sekitarnya di Tulungagung terlihat hamparan sawah atau ladang luas yang dibatasi bukit kapur. Hamparan sawah itu dahulu merupakan pegunungan kapur. Akibat patahan, bagian atas dari blok yang turun mengalami proses sedimentasi sehingga permukaan tanah bisa dijadikan sawah. Hal serupa terjadi di perladangan di Malang selatan.

2.      Perbedaan Homoklin dan Monoklin
·         Homoklin yaitu bagian bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan batuan yang berstruktur miring searah. Biasanya berasosiasi dan sejajar dengan lembah homoklin.
·         Monoklin adalahlipatansederhanadengankemiringan (dipping) landaiatauhampirhorisontalsepertilengkungansepertitangga (steplike)

3.      Hukum V (V Rule)

Hukum " V" (V Rule) adalah Hukum yang menjelaskan
Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan tersebut adalah:
a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis kontur.
b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.
c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.
d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.
e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.
f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan tampak



Garis kontur adalah garis kontinyu diatas peta yang memperlihatkan titik-titik diatas peta dengan ketinggian yang sama.
Sifat-sifat garis kontur
1.Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2.Tidak bercabang.
3.Tidak berpotongan.
4.Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
5.Garis kontur yang jarang menunjukan keadaan permukaan yang landai
6.Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama
7.Indeks kontur dinyatakan dengan garis tebal.
8.Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal Jika garis kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir atau sama dengan 90°.
9.Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
10.Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih rendah.
11.Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk huruf V yang menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
12.Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan kemiringan maksimumnya, akan membentuk huruf U menghadap ke bagian yang lebih tinggi.
13.Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-melingkar.
14.Garis kontur harus menutup pada dirinya sendiri.
15.Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan dilanjutkan menjadi satu garis kontur.
16.Menjorok ke arah hulu jika melewati sungai.
17.Menjorok ke arah jalan menurun jika melewati permukaan jalan.
18.Tidak tergambar jika melewati bangunan.
19.Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah 1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
20.Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
21.Garis kontur yang di dalam selalu lebih tinggi dari yang di luar.


Formasi adalah suatu susunan batuan yang mempunyai keseragaman ciri-ciri geologis yang nyata, baik terdiri dari satu macam jenis batuan, maupun perulangan dari dua jenis batuan atau lebih yang terletak di permukaan bumi atau di bawah permukaan.


1.      Kemiringanlapisansearahdenganlereng.
Bilakemiringanlapisan (∂ )lebihbesardaripadasudutlereng (s) danarahlintasantegaklurusjurus, makaperhitunganketebalanadalah :
T = d sin (∂ - s )  (Gambar 2 b)
Bilakemiringanlapisanlebihkecildaripadasudutlerengdanarahlintasantegaklurusjurus, makaperhitunganketebalanadalah:
(c)


2.      Kemiringanlapisanberlawananarahdenganlereng
Bilakemiringanlapisanmembentuksudutlancipterhadaplerengdanarahlintasantegaklurusjurusmaka:
T = d sin ( ∂ + s )  (Gambar 6)
Apabilajumlahsudutlerengdansudutkemiringanlapisanadalah 900 (lerengberpotongantegaklurusdenganlapisan) danarahlintasantegaklurusjurusmaka:
T = d   (Gambar 6)
Bilakemiringanlapisanmembentuksuduttumpulterhadaplerengdanarahlintasantegaklurusjurus, maka :
T = d sin (1800 - ∂ - s)  (Gambar 6 )




III.2.3. Kemiringanlapisanmendatar
Bilalapisannyarelatifmendatar,dengankemiringanlereng yang sudahdiketahuidan di ukur.  Makadapatmenggunakanrumus :
T = d sin (s)



 

III.2.4. Lapisanbatuantegak
Bilalapisannyarelatiftegak,dengankemiringanlereng yang sudahdiketahuidan di ukur.  Makadapatmenggunakanrumus :
T = d sin (90o - s)







4.       KelengkapanPetaTopografi
Padapetatopografi yang baikharusterdapatunsur/keterangan yang dapatdigunakanuntukberbagaikegiatanpenelitianataukemiliteran, yaitu :
a.        Skala
Merupakanperbandinganjarakhorisontalsebenarnyadenganjarakpadapeta.Perludiketahuibahwajarak yang diukurpadapetaadalahmenunjukkanjarak-jarakhorisontal.Ada 3 macamskala yang biasadipakaidalampetatopografi.
1.       Representative Fraction Scale (Skala R.F.)
Ditunjukkandenganbilanganpecahan.Contohnya1 : 10.000. Artinya 1 cm di dalampetasamadengan 10.000 cm di lapangan (samadengan 100 meter di lapangan). Kelemahandariskalainibilapetamengalamipemuaian/penciutanmakaskalatidakberlakulagi.
2.       Graphic Scale
Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya dengan jarak dalam peta, yang ditunjukkan dengan sepotong garis. Contohnya
 
0 300 m
Skalainiadalah paling baikkarenatidakterpengaruholehpemuaianmaupunpenciutandaripeta.
3.       Verbal Scale
Dinyatakandenganukuranpanjang.Contohnya 1 cm = 10 km ato 1 cm = 5 km.
Skalainihampirsamadenganskala R.F.
Dari ketigamacamskalatersebut di atas, yang umum/paling banyakdigunakandalampetageologiatautopografiadalahkombinasiskalagrafisdanskala R.F.
b.        Arah Utara Peta
Salah satukelengkapanpeta yang tidakkalahpentingadalaharahutara, karenatiappeta yang dapatdigunakandenganbaikharuslahdiketahuiarahutaranya.Arahutarainibergunauntukpenyesuaianantaraarahutarapetadenganarahutarajarumkompas.



Ada 3 macam arah utara jarum kompas, yaitu :
1.        Arah Utara Magnetik (Magnetic North = MN)
2.        Grid North
3.        True North
c.        Legenda
Padapetatopografibanyakdigunakantandauntukmewakilibermacam-macamkeadaan yang ada di lapangandanbiasanyaterletak di bagianbawahdaripeta.
d.        JudulPeta
Judulpetamerupakannamadaerah yang tercantumdalampetadanbergunauntukpencarianpetabilasuatuwaktudiperlukan.
e.        Converage Diagram
Maksudnyapetatersebutdibuatdengancaraataumetoda yang bagaimana, haliniuntukdapatmemperkirakansampaisejauhmanakebaikan/ketelitianpeta, misalnya :
- Dibuatberdasarkanfotoudara
- Dibuatberdasarkanpengukuran di lapangan
f.         IndeksAdministrasi
Pembagiandaerahberdasarkanhukumpemerintahan, halinipentinguntukmemudahkanpengurusansuratizinuntukmelakukanataumengadakanpenelitian/pemetaan.
g.       Index of Adjoining Sheet
Menunjukkankedudukanpeta yang bersangkutanterhadaplembar-lembarpetadisekitarnya.
h.       EdisiPeta
Dapatdipakaiuntukmengetahuimutudaripadapetaataumengetahuikapanpetatersebutdicetakataudibuat.


Dalam pembuatan penampang GEOLOGI secara manual, hal yg perlu di perhatikan adalah cara penarikan sayatan usahakan tegak-lurus dengan strike/jurus kedudukan batuan. Hal ini untuk menghindari sebaran batuan yang seragam pada penampang geologi.
Hal kedua yang perlu di perhatikan adalah sudut bearing dan dip. Bearing dan dip digunakan untuk koreksi kemiringan bantuan pada penampang geologi. Bearing merupakan sudut yang di bentuk oleh garis sayatan dan perpanjangan dari strike batuan pada peta, dimana sudut yang di bentuk kurang dari 90 deraja
t. Sedangkan dip merupakan kemiringan batuan yang ada di lapangan.